Laworo, Beritarepublik.com- Hallo,, teman-teman semua, boleh ya aku bercerita tentang masa lalu kita? Tetapi bukan masalalu aku dan kamu hehehe,, tetapi masa yang lalu di mana kita apabila mendengar bunyi pesawat lalu cepat-cepat menoleh ke atas lalu berlari kecil sambil berteriak minta uangmu,,, minta uangmu,,,.
Kedengarannya konyol sih, tapi pada masa itu kami anggap itu mengasikkan. Konyolnya mana mungkin orang yang di pesawat mendengar nah pesawat itu saja kami lihat dari bawah hanya sebesar telapak tangan aja konyol,,, tapi jujur pengasikkan.
Kenapa kami mengatakan mengasikkan? Sebab melihat pesawat yang melintas itu adalah momen yang langka, jangankan berangan-angan mau naik pesawat melihat dari jarak dekat pun itu hal yang mustahil pada waktu itu.
Sungguh ndesonya kami pada waktu itu, pertanyaannya kenapa sampai segitunya, kok di Pulau Muna ada juga bandara, kenapa pesawa-pesawat itu tidak mendarat di bandara itu? itulah yang menjadi pertanyaan kami tempo itu.
Pertanyaan itu semua terjawab setelah Muna Barat mekar menjadi satu Daerah Otonom Baru (DOB), dan memiliki pemimpin yang mempunyai jiwa membangun, tidak lain dan tidak bukan beliau adalah Bapak LM. RAJIUN TUMADA yang saat itu dia menjadi PJ Bupati Muna Barat.
Dengan hadirnya beliau untuk memimpin Daerah yang baru lahir ini, semua sektor yang menjadi kebutuhan masyarakat di bangunnya salah satunya yaitu bandara yang saya maksud di atas tadi, bandara peninggalan Kolonial itu dia bangun kembali agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya bandara sebagai tempat mendarat dan lepas landasnya pesawat, bukan tempat masyarakat untuk mengembala sapi.
Bapak Rajiun Tumada dengan niat yang tulus membangun dan merenofasi Bandara kemudian melakukan negosiasi dengan pihak penerbangan dan alhamdulillah usah beliau mendapatkan hasil, sehingga hasilnya dapat kita rasakan sampai saat ini.
Olehnya itu angan-angan kami tempo dulu untuk bisa melihat dan menaiki pesawat sudah terwujud berkat kerja keras pemimpin yang memiliki jiwa untuk membangun negeri bukan pemimpin yang hanya mementingkan kesejahteraan para elit birokrasinya saja.
Bandara kebanggaan Masyarakat Muna Barat. Namanya diabadikan dari nama Raja Muna ke VI "Sugi Manuru". Sugi Manuru dikenal dengan gelar omputo mepasokino Adhati yang artinya Raja yang menetapkan hukum, adat, nilai-nilai dan falsafah dasar berbangsa dan bernegara.
Bandara ini merupakan salah satu pintu gerbang utama ke Pulau Muna. Saat ini didukung oleh konektivitas jaringan jalan ring road Kota Laworo dan Jalan Matarawa - Kusambi yang kesemuanya dua lajur sehingga membuat nyaman para pengendara yang akan menuju dan dari Bandara tersebut.
Itulah cerita kami, masih banyak lagi cerita tentang perubahan daerah kami tetapi, namun nanti di lain waktu kita bercerita lagi cukup dulu sampai disini cerita saya hari ini.
Penulis : Endi